- Pegagan (Centella asiatica L. Urban)
Pegagan termasuk suku atau familia Apiaceae. Tumbuh menjalar di atas tanah terutama di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab.
Nama lain : pegaga, daun kaki kuda, daun penggaga, pegago (Sumatera); antana, cowet gompeng, gagan-gagan, penigowang, calingan rambat (Jawa); bebele, paiduh (Nusa Tenggara); wisu-wisu, kisu-kisu (Sulawesi); dogauke (Irian); ji xue cao (Cina).
Kegunaan :
– Lepra. Segenggam pegagan segar, cuci, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 3/4 gelas. Minum 3 kali @ 3/4 gelas per hari.
– Hipertensi. 20 helai daun pegagan segar rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 3/4 gelas, saring, minum 3 kali @ 3/4 gelas.
– Ambeien. 4-5 batang pegagan dan akarnya dicuci, rebus dengan 2 gelas air selama 5 menit, saring, minum rebusan ini 2 kali sehari @ 1 gelas selama beberapa hari.
– Demam. Segenggam pegagan dicuci, lumatkan, beri 3/4 gelas air dan garam, aduk, saring. Minum pagi hari sebelum sarapan.
– Demam yang tidak diketahui penyebabnya. Segenggam penuh daun pegagan dicuci, lumatkan, beri 1/2 gelas, saring, beri garam. Minum pagi hari sebelum sarapan. Hari berikutnya segenggam penuh daun pare dibuat sama seperti di atas. Lakukan selang-selang selama 10 hari.
– Melancarkan air seni. Segenggam daun pegagan dicuci, lumatkan, tempelkan pada pusar.
– Campak. 2 gengam daun pegagan dicuci, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal 1 gelas, minum setiap hari sekali sampai sembuh.
– Batuk. Segenggam pegagan segar, cuci, lumatkan, beri air 3/4 gelas dan gula batu, aduk, saring. Minum sekali sehari sampai sembuh.
– Mimisan. Segenggam daun pegagan dicuci, rebus dengan 3/4 gelas air, saring, minum. Ulangi 3 kali sehari.
– Sakit kepala. Segenggam daun pegagan, 1/4 sendok jintan dicuci, rebus dengan segelas air sampai tinggal setengah, saring, beri 1 sendok madu sebelum diminum.
– Mata merah, bengkak. Segenggam daun pegagan dicuci, lumatkan, peras, saring, teteskan ke mata yang sakit 3-4 kali sehari.
– Menambah nafsu maka. Segenggam daun pegagan segar dicuci, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal segelas. Minum sehari segelas.
Bagian tanaman yang digunakan:
Batang, daun dan akar
Kandungan utama :
asiaticoside, isonthankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose,carotenoids, garam-garam mineral (kalium, natrium, magnesium, kalsium,besi,vellarine, zat samak). Senyawa glikosida triterpenoida (asiaticoside) mempunyai khasiat anti lepra (Morbus Hansen)
Pustaka :
– http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/lipi_pdii/pegagan.htm
– http://apotekherba.blogspot.com/2009/11/khasiat-pegagan.html
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 2. JAHE (Zingiber Officinale.)
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Oleh karena itu kedua bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai bahan minuman, bumbu masak dan obat-obatan tradisional.
Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan lain-lain.
Nama daerah jahe antara lain halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate).
Kegunaan :
Karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.
Bagian tanaman yang digunakan:
Rimpang
Kandungan utama :
Jahe mengandung minyak atsiri, gingerol, zingeron, resin, zat pati, dan gula.
Pustaka :
– http://koesandi.wordpress.com/tag/manfaat-dan-kandungan-jahe/
– http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jahe.pdf
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 3. Pare (Momordica charantia L.)
Tanaman pare (Momordica charabtia) berasal dari kawasan Asia Tropis, namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara. Umumnya, pembudidayaan dilakukan sebagai usaha sampingan.
Pare tergolong tanaman semak semusim, yang hidupnya menjalar atau merambat, dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya tunggal, berbulu, berbentuk lekuk tangan, dan bertangkai sepanjang 10 cm. Bunganya berwarna kuning-muda. Batangnya masif mempunyai rusuk lima, berbulu agak kasar ketika masih muda, namun setelah tua gundul, warna hijau. Buahnya buni, bulat telur memanjang, warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Biji keras, warna cokelat kekuningan.
Kegunaan :
Momordica charantia berkhasiat sebagai obat cacing pada anakanak, obat batuk, obat demam nifas, obat kencing nanah, obat malaria, obat mual dan obat susah berak. Bijinya sebagai obat luka, dagingnya sebagai obat sariawan dan menambah nafsu makan.
Bagian tanaman yang digunakan:
Daun, buah dan biji
Kandungan utama :
Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L-oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.
Pustaka :
– http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92
– http://warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/1-194.pdf
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 4. Kencur (Kaempferia galanga L.)
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan.
Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan Pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), namun mudah dibedakan dari daunnya.
Kegunaan :
Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok ataurematik. Selain itu juga digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang lambung, kejang perut, mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai bioinsektisida.
Bagian tanaman yang digunakan:
Rimpang
Kandungan utama :
Rimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan senyawa-senyawa polifenol, di samping minyak atsiri (2,4 – 3,9 %) yang mengandung sineol, borneol, kamfer, etil alkohol, asam metil- kaneelat dan senyawa-senyawa pentadekan.
Pustaka :
– ftp://komo.padinet.com/free/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/unas/Kencur.pdf
– http://warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/depkes/1-164.pdf
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 5. Meniran (Phyllanthus niruri L.)
Meniran (Phylanthus urinaria, Linn) merupakan tumbuhan seperti semak yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Mereka tumbuh di dataran rendah yang berhawa lembab. Tumbuhan ini banyak tumbuh di hutan, kebun, ladang dan halaman rumah. Tumbuhan ini kadang suka dianggap rumput liar, padahal tumbuhan meniran ternyata banyak manfaatnya bagi kesehatan.
Meniran ini memiliki morfologi batang berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm dengan bentuk daun yang bersirip genap setiap satu tangkai daun terdiri dari daun majemuk yang mempunyai ukuran kecil dan berbentuk lonjong. Serta bunga terdapat pada ketiak daun menghadap kearah bawah.
Kegunaan :
Beberapa manfaat meniran yaitu dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mengobati hepatitis, gangguan pernapasan, kencing manis, penyakit kuning, dan diare.
Cara pemakaiannya sederhana, untuk obat yang diminum, rebus 15-30 gram herba meniran kering atau 30-60 gram herba segar. Lalu, air rebusannya diminum. Cara lain, tumbuk herba meniran segar, lalu peras. Air yang terkumpul diminum. Untuk pemakaian luar, cuci herba segar, lalu giling sampai halus. Bubuhkan bahan tersebut ke tempat yang sakit, kemudian dibalut.
Bagian tanaman yang digunakan:
Herba
Kandungan utama :
Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan Meniran : – Zat Filantin – Kalium – Mineral – Damar – Zat Penyamak
Pustaka :
– http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=18
– http://andri4healthy.blogspot.com/2011/01/meniran-untuk-kesehatan.html
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 6. Mangkudu (Morinda citrifolia L)
Mengkudu (Bahasa Aceh: keumeudee, Jawa: pace, kemudu, kudu); cangkudu (Sunda), kodhuk (Madura), tibah (Bali) berasal daerah Asia Tenggara, tergolong dalam famili Rubiaceae. Nama lain untuk tanaman ini adalah Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu (bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi), Tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 1500 m. Tinggi pohon mengkudu mencapai 3-8 m, memiliki bunga bongkol berwarna putih. Buahnya merupakan buah majemuk, yang masih muda berwarna hijau mengkilap dan memiliki totol-totol, dan ketika sudah tua berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
Kegunaan :
Survei yang dilakukan oleh Dr. Neil Solomon terhadap 8000 pengguna sari buah Mengkudu (Tahitian Noni) dengan melibatkan 40 dokter dan praktisi medis lainnya menunjukkan bahwa sari buah Mengkudu membantu pemulihan sejumlah penyakit, antara lain : kanker, penyakit jantung, gangguan pencernaan, diabetes, stroke, Peningkatan daya seksual, Penguatan otot, Kegemukan (obesitas), Tekanan darah tinggi, Artritis, Depresi, Alergi, Masalah pencernaan dan sejumlah penyakit lain
Bagian tanaman yang digunakan:
Buah dan Daunnya
Kandungan utama :
Berbagai jenis senyawa yang terkandung dalam mengkudu : xeronine, plant sterois,alizarin, lycine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronine, antra quinines, trace elemens, phenylalanine, magnesium.
Xeronine dan Proxeronine. Salah satu alkaloid penting yang terdapt di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (precursor) xeronine alias proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah sejenis asam nukleat seperti koloid-koloid lainnya. Xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.
Pustaka :
– http://id.wikipedia.org/wiki/Mengkudu
– http://www.deherba.com/khasiat-mengkudu.html
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
- 7. Sidaguri (Sida rhombifolia L.)
Sidaguri merupakan salah satu jenis tanaman obat dari famili Malvaceae. Tanaman ini adalah tanaman semak yang tumbuh liar dan banyak ditemui di pinggir selokan, sungai dan di bawah pohon besar. Sidaguri tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai ketingian 1450 m di atas permukaan laut. Bentuk batang agak berkayu, bulat dan bewarna cokelat. Daunnya berjenis tunggal dengan letak daun berseling berbentuk jantung. Buahnya buah batu terdiri dari 8 – 10 kendaga, dengan buah muda berwarna hijau dan buah tua berwarna hitam. Salah satu khasiat utama Sidaguri adalah menyembuhkan penyakit asam urat yang sering diderita baik lelaki maupun perempuan di atas usia tiga puluh tahun (Holm et al,1997)
Kegunaan :
Kandungan polifenol dan flavonoid pada akar bersifat diuretik, sehingga asam urat akan luruh dan terbuang bersama urin. Sidaguri juga dapat menghambat produksi enzim xantin oksidase (XO), yang merupakan enzim penting yang turut berperan dalam sintesa asam urat. Tanpa adanya XO, maka asam urat tidak akan terbentuk dan serangan gout tidak dapat terjadi. Kemampuan ekstrak kasar flavonoid sidaguri sebagai penghambat aktivitas XO mencapai 55.29% melalui mekanisme inhibisi kompetitif.
Selain untuk asam urat dan rematik, Sidaguri bermanfaat untuk flu, demam, malaria, radang amandel, radang usus, disentri, sakit perut, sakit kuning, kencing batu, bisul, radang kulit bernanah, dan eksim. Khusus untuk akarnya, digunakan untuk mengatasi influenza, asma, sakit gigi, sariawan, disentri, susah buang air besar/sembelit dan rematik (Prakoso, Budi. 2007)
Bagian tanaman yang digunakan:
Seluruh tumbuhan di atas tanah (herba) dan akar dapat digunakan sebagai obat. Bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan.
Kandungan utama :
Daunnya mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, dan minyak asiri. Batang Sidaguri mengandung kalsium oksalat dan tanin. Sementara bagian akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine. Alkaloid dan efedrine yang terkandung dalam Sidaguri menyebabkan orang harus berhati-hati dalam mengkonsumsinya. Orang yang sensitif terhadap alkaloid efedrine tidak disarankan untuk menggunakannya. Begitu pula anak-anak, wanita hamil dan menyusui (Djauhariya, 2004).
Pustaka :
– Djauhariya, E. dan Hernani. 2004. Tanaman Berkhasiat Obat. Penebar Swadaya. Jakarta.
– Holm, L., J. Doll, E. Holm, J. Pancho, and J. Herberger. 1997. World weeds. John Wiley and Sons, Inc. New York. 1,129 p.
– Prakoso, Budi. 2007. Siguri Meringankan Obat Asam Urat-Rematik. Penebar Swadaya. Jakarta
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 8. Brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f)
Bratawali, brotowali, atau batrawali (Tinospora crispa (L.) Miers ex Hoff.f.; juga T. cordifolia (Thunb.) Miers dan T. rumphii Boerl.) adalah tanaman obat tradisional Indonesia yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan. Rebusan batangnya yang terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah, menurunkan panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis. Di Indonesia, selain dikenal dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali, antawali, putrawali atau daun gadel. Klasifikasi dari tanaman ini termasuk kedalam famili tanaman Menispermaceae.
Brotowali sering tumbuh liar di hutan, ladang atau ditanam di halaman dekat pagar. Biasa ditanam sebagai tumbuhan obat. Menyukai tempat panas, termasuk perdu, memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m. Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat rasanya pahit. Daun tunggal, bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak budar telur berujung lancip, panjang 7 – 12 cm, lebar 5 – 10 cm. Bunga kecil, warna hijau muda, berbentuk tandan semu, diperbanyak dengan stek.
Kegunaan :
berfungsi sebagai penambah nafsu makan, rheumatic arthritis, rheumatik sendi, demam, demam kuning, kencing manis, malaria, diabetes, serta penyakit luar seperti memar, kudis, dan luka.
Bagian tanaman yang digunakan:
Pemanfaatan dari tanaman Bratawali ini banyak terdapat pada bagian batang tanaman.
Kandungan utama :
Alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,zat pahit pikroretin, harsa, berberin dan palmatin. Akar mengandung alkaloid berberin dan kolumbin.
Pustaka :
– http://herbal-sehat-indonesia.blogspot.com/2012/05/manfaat-brotowali.html
– http://id.wikipedia.org/wiki/Bratawali
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 9. Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq)
Mahoni (Swietenia mahagoni Jacq) dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-ternpat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Pohon, tahunan, tinggi 5-25 m, berakar tunggang, batangnya bulat, banyak bercabang dan kayunya bergetah. Daunnya majemuk menyirip genap, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang menyirip, panjang 3-15 cm. Daun muda berwarna merah, setelah tua warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam karangan yang keluar dari ketiak daun. ibu tangkai bunga silindris, warnanya coklat muda. Kelopak bunga lepas satu sama lain,.bentuknya seperti sendok, warnanya hijau. Mahkota silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan. Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya coklat. Biji pipih, warnanya hitam atau coklat. Mahoni merupakan pohon penghasil kayu keras dan digunakan untuk keperluan perabot rumah tangga serta barang ukiran, Perbanyakan dengan biji.
Kegunaan :
Biji digunakan untuk pengobatan: Tekanan darah tinggi (Hipertensi), Kencing manis (Diabetes Mellitus), Tidak nafsu makan, Rematik, Demam, masuk angin dan Eksim.
Bagian tanaman yang digunakan:
Bagian yang digunakan adalah biji yang dikeringkan, lalu digiling halus sampai menjadi serbuk.
Kandungan utama :
Biji Swietenia mahagoni mengandung saponin dan’flavonoida
Pustaka :
– http://mahkotadewa.net/kesehatan/biji_mahoni.html
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui
- 10. Kunir putih (Curcuma alba L)
Temu mangga disebut pula kunir putih. Kunir putih memiliki nama ilmiah Curcuma alba Linn. Atau Curcuma mangga Val. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah temu lalab, temu pauh, koneng joho, koneng lalab, koneng pare, temu bayangan, dan temu paoh. Kunir putih adalah tanaman yang berbeda dengan kunyit putih atau temu gombyok (Kaempferia rotunda) dan temu putih Curcuma zedoaria Berg), meskipun ketiganya termasuk ke dalam famili Zingiberaceae.
Ciri-ciri spesifik kunir putih adalah helaian daunnya berwarna hijau muda sampai hijau tua. Kulit rimpang berwarna putih saat masih segar dan menjadi kuning kecoklatan setelah kering. Daging rimpang berwarnakuning muda dengan aroma harum seperti buah mangga. Berbeda dengan rimpang temu putih, rimpang kunir putih sangat mudah dipatahkan (getas), rasanya tidak pahit, dan rimpang muda enak dimakan sebagai lalapan. Bagian tanaman yang digunakan untuk obat adalah rimpangnya.
Kegunaan :
Temu mangga berkhasiat sebagai penurun panas (antipiretik), penangkal racun (antitoksik), pencahar (laksatif), dan antioksidan. Khasiat lainnya untuk mengatasi kanker, sakit perut, mengecilkan rahim setelah melahirkan, mengurangi lemak perut, menambah nafsu makan, menguatkan syahwat, gatal-gatal pada vagina, gatal-gatal (pruritis), luka, sesak napas (asma), radang saluran napas (bronkitis), demam, kembung, dan masuk angin .
Bagian tanaman yang digunakan:
Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan rimpang dan daun
Kandungan utama :
Temu mangga kaya kandungan kimia seperti tanin, kurkumin, gula, minyak atsiri, damar, flavonoid, dan protein toksis yang dapat menghambat perkembangbiakan sel kanker. Kandungan kimia yang sudah diketahui dalam kunir putih antara lain saponin, polifenol, curcumin, 2-norbomane, 3-methylene, caryophylen oxide, cyclopentane acetaldehyde, caryophylen, dan cinnamyltiglate.
Pustaka :
– Indriawan Nur Cholis. 2009. Aktivitas Antiplasmodium Fraksi Semipolar Ekstrak Etanol Rimpang Temu Mangga (Curcuma Mangga Val.) Terhadap Plasmodium Berghei Secara In Vivo, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah, Surakarta, Surakarta.
– http://www.ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2249
Efek Samping dan Perhatian :
Belum diketahui
Interaksi dengan Obat Moderen :
Belum diketahui